Cerita Seks Kuli Tua VS eks Model
dewasa369.blogspot.com |
cerita dewasa Terupdate - Didikan dan dorongan dari orang tuaku mampu menghantarkanku
menjadi orang yang memiliki status sosial dan ekonomi lumayan dibandingkan
keadaan keluargaku sebelumnya ketika aku masih kecil. Maklum kami berasal dari
keluarga yang cukup bersahaja.
Aku selalu disuruh belajar dan belajar. Kata mereka, bila
ingin memperbaiki tingkat kehidupan maka kita harus giat belajar sehingga kelak
setelah memiliki ilmu yang tinggi dan lulus dari perguruan tinggi, rejeki akan
lebih mudah didapat. Orang tuaku ada benarnya meskipun sekarang banyak sekali
sarjana menganggur, kalah sama yang berani mengambil kesempatan apa saja
biarpun tidak tinggi sekolahnya. Namun sesungguhnya ada kekurangannya juga.
Setelah menyandang gelar S1 di salah bidang keteknikan aku beruntung dengan
amat mudahnya mendapatkan pekerjaan yang bergengsi.
Namun seperti yang telah kusebutkan tadi, aku begitu
terobsesi dengan isi otak belaka, namun tidak dalam hal kepandaian bergaul.
Lebih parah lagi dalam hal bergaul dengan cewek. Asli seperti layaknya murid TK
bila dibandingkan dengan para pria dewasa lainnya. Di samping memiliki masalah
dalam psikologi, kelemahan lain yang juga kritis yang kuidap adalah masalah
fisiologi.
Aku lemah. Aku terlalu acuh dan menganggap remeh masalah
olah tubuh. Dampaknya adalah aku tidak memiliki kekuatan fisik yang prima yang
seharusnya dimiliki oleh seorang pria. Tubuhku memang tidak kerempeng, namun
kurang berotot dan bertenaga, dan celakanya lagi untuk urusan seks aku tidak
terlalu ‘jantan’. Bila melihat wanita
cantik aku hanya sekadar ngiler saja tanpa berani bertindak
lebih jauh, takut mengecewakan. Akhirnya aku hanya mampu dari ke hari
membayangkan mereka saja. Selebihnya onani, itupun paling seminggu sekali, bila
kantong sperma sudah kurasa penuh.
Cerita Dewasa 2016
cerita hot 2016,cerita hot terupdate,cerita hot terbaru,cerita hot,cerita bokep 2016,cerita bokep terupdate,cerita bokep terbaru,cerita bokep,
Cerita Mesum 2016
Tapi biarlah, tidak semua yang kita inginkan di dunia bisa
kita dapatkan, Tuhan telah sangat adil membagi karunia-Nya. Ada yang diberi
kelebihan rejeki, ada yang diberi kelebihan penampilan fisik, dan ada yang
diberi kelebihan kekuatan fisik.
Sesungguhnya semua itu tergantung juga dari cita-cita,
tempaan hidup, ataupun keadaan yang kadang tak dapat dihindari atau dikehendaki
sebenarnya. Mungkin semua orang ingin kaya, namun berhubung satu dan lain hal
mereka tidak beruntung mendapatkannya. Akan tetapi
sebenarnya bila mereka pasrah dan mampu berpikir positif
untuk menggali kelebihan-kelebihan dari
kekurangan-kekurangannya (seperti setali dua uang, di satu sisi ada plus pasti
di sisi lain ada minusnya), mereka akan menemukan keunggulan tersendiri yang
mungkin tidak dimiliki oleh orang yang mereka anggap ‘beruntung’.
Begitulah kehidupan, kebanyakan orang hanya mampu mendongak
ke atas, selalu berkeluh kesah memprihatini diri sendiri atas kelebihan orang
lain.
Sementara aku saat ini memiliki pandangan lain, aku suka iri
melihat para pria perkasa yang akibat tempaan hidupnya yang berat justru
membuat mereka memiliki kekuatan fisik yang prima, sekaligus memiliki pesona
seksual yang luar biasa bagi lawan jenis.
Aku merasa bahwa kelebihan materiku paling hanya dapat
menyilaukan mata wanita, tapi tidak benar-benar mampu membuat mereka bertekuk
lutut. Mereka mudah dekat denganku karena statusku, namun aku merasa mereka
tidak benar-benar di ‘dekatku’ setelah merasakan ‘keintiman’ denganku.
Sehingga pada suatu ketika aku menemukan metode yang
kuanggap dapat memuaskan hasratku, meskipun tidak secara langsung namun
ternyata luar biasa kenikmatan yang dapat kuraih, yaitu memuaskan diri dengan
meminjam kemampuan orang lain.
Inilah sebagian kisah-kisahku dalam mendapatkan kepuasan
seksual tetapi tidak secara langsung melakukannya
sendiri, alias kepuasan sekunder.
Menyutradarai
Suatu pagi di hari Sabtu ketika sedang jalan-jalan cari
angin untuk menumpas kejenuhan dan kepenatan kerja beberapa bulan ini aku
mencoba rute ke arah pelabuhan yang selama ini belum pernah kucoba. Memasuki
tol dalam kota aku menuju arah pelabuhan Tanjung Priok. Rencanaku adalah
melihat-lihat suasana pelabuhan. Mengamati kapal berlabuh atau berlayar,
kesibukan bongkar muat, atau hal-hal lainnya yang benar-benar baru.
Kuparkir mobil di areal parkir lalu aku mendekati anjungan
sambil bersedeku di pagar. Hawa semilir pelabuhan masih segar di pagi hari.
Kesibukan pelabuhan sudah mulai.
Pertama kuamati kapal besar yang berlabuh. Nampaknya kapal
barang, karena lebih banyak barang yang turun ketimbang manusia. Tiba-tiba
terlintas kilat sesuatu di kepalaku. Aha, kenapa tidak kucoba? Lalu mulai
kuteliti satu per satu para kuli pelabuhan. dewasa369.blogspot.com Ada beberapa yang tua, namun
kebanyakan masih muda. Badan mereka rata-rata kekar berotot. Rata-rata berkulit
gelap mungkin karena tertempa teriknya matahari pelabuhan selama
bertahun-tahun. Tapi bagaimana caranya? Aku sedang mendebat diriku sendiri. Ah,
macam mana mereka bisa menolak penawaranku.
Lalu aku mencoba menyeleksi secara diam-diam, siapa diantara
mereka yang hendak kupilih sebagai calonnya. Yang tua? Sebenarnya nggak
masalah, toh mereka nampaknya juga masih jantan. Yang muda, tentu saja memiliki
peluang keberhasilan yang lebih besar untuk rencanaku nanti.
Akhirnya kupilihlah yang agak tua, sekitar 50 tahunan,
dengan pertimbangan yang tua lebih berpengalaman dan lebih mampu mengendalikan
permainan. Di samping itu itung-itung membantunya secara finansial, kasihan tua-tua
masih banting tulang menjadi kuli. Nah sekarang tahapan selanjutnya adalah
melobi dan merayu si Bapak agar bersedia menjadi aktor dalam permainan erotis
ini. “Pagi?”, sapaku mencoba ramah.
“Pagi juga”, bapak ini agak terkejut dan grogi ketika disapa seorang perlente
seperti diriku ini (hehe memuji diri sendiri) hingga menimbulkan sejuta
pertanyaan baginya, tiba-tiba ada orang asing yang menyapanya.
“Boleh ngomong sebentar, 5 menit aja Pak”.
“O.. Oh ya boleh, boleh, ada apa Den?”.
“Panggil aja Pradana, jangan pakai Dan-Den segala”,gurauku.
Mencoba mencairkan ketegangan.
“Gini Pak, saya mau minta tolong tapi saya juga khawatirakan
Bapak tolak mentah-mentah.”
Bapak ini menunggu kalimatku selanjutnya, lalu nggak tahan
akhirnya bertanya.
“Pertolongan apa, Nak Pradana?”.
“Istri Bapak ada di mana? Di kampung atau dibawa keJakarta
sini?”.
“Ah ya ditinggal di kampung saja Pak, susah kalau dibawa ke
sini. Berat hidup di Jakarta Pak.”
Oho, ada peluang nih.
“Lah berapa lama Bapak tidak ketemu istri?”, pancingku.
“Sebulan, kadang lebih. Emang kenapa ya Nak?”.
“Nggak kok, apakah Bapak tidak terlalu lama berpisah dari
istri”, kukupas halus naluri dasar seorang manusia, khususnya pria.
“Heh heh.. Bapak tahulah maksud Nak Pradana. Habis gimana
yah, memang masalah makan jadi nomor satu bagi saya. Jadi harus berjauh-jauhan
dari istri agar ada yang bisa dimakan. Daripada kumpul, kami mau makan apa?”.
“Okelah gini Pak, singkat kata aja ya, saya mau membantu Bapak
untuk menyalurkan kekangenan Bapak kepada istri atau wanita tepatnya.”
“Waduh, Bapak nggak punya duit lebih untuk begitu-begitu Nak.”
“Oh tidak, tidak, Bapak tidak perlu mengeluarkan biaya. Nanti
biarlah saya yang membiayai semua ini bahkan ada tips buat Bapak. Jadi tinggal
Bapak bilang saja bersedia nanti sisanya biar saya yang urus. Gimana, mau nggak
Pak?”
Hampir aku kejedot rantai kapal yang besar-besar itu ketika
si bapak akhirnya meng-aprove proposalku. Laki-laki mah di mana-mana sebenarnya
sama saja, sulit menolak penawaran menggiurkan seperti ini. Aku sudah bergairah
duluan ketika membayangkan bakal ada adegan panas antara ‘Beauty and the
beast’. Permainan kontras yang mampu melecut gairahku.
Kuputuskan segera mengontak sang pemeran wanita pagi-pagi
supaya tidak keburu dibooking orang. Begitu mendapat konfirmasi atas
kesediaannya untuk menyediakan waktunya malam ini, maka bergegas pula kukontak
sebuah hotel kelas sedang. Yang penting tempatnya agak terlindung dari
keramaian. Si bapak akan kujemput duluan sore-sore dari tempat kerjanya sesuai
janjiku untuk mengurus semuanya. Sementara pemeran wanita akan datang sendiri
tanpa perlu dijemput.
Aku biasa membeli tabloid-tabloid panas yang banyak tersedia
di ibukota. Aku suka memelihara gairahku akan wanita dengan berlangganan
membeli filem bokep, tabloid atau majalah panas yang berisi info mengenai
esek-esek di ibukota. Dengan seringnya berlangganan membeli tabloid semacam itu,
aku jadi banyak mendapatkan informasi mengenai agen-agen yang menyediakan
wanita untuk melayani syahwat para lelaki/wanita.
Jam 20.00 aku dan si bapak telah berada di dalam kamar hotel
setelah makan malam, kami mengobrol berbagai hal sambil menunggu kedatangan
wanita cantik pesananku. Tentu saja tarif sekelas dia lumayan mahal, di atas rata-rata
tarif wanita panggilan lainnya. Tapi biarlah, fantasi kadang meminta ongkos
besar.
Tit.. tit.., HP-ku berbunyi, kuangkat..
“Yes dear, dah nyampe?”.
“Udah di bawah Mas, di kamar berapa?”, terdengar suara riang.
Professional sekali. Semua dilayani dengan riang asal sesuai tarif.
“313, ke kiri dari lift ya.”
“OK Mas..”
Kulihat si bapak agak grogi juga, kutenangkan bahwa semua
ini dilandasi alasan komersial belaka. Jadi tidak perlu takut akan ditolak.
Siapa tahu malah si wanita setelah malam ini akan menjadi ketagihan kataku. Kan
malah lebih enak nanti-nanti dapet layanan rutin gratisan dari si Mbak,
gurauku. Banyak kok wanita yang menginginkan seks sejati, yang benar-benar
mampu membuat si wanita terkapar dalam orgasme sejati. Dan itu tidak ada
kaitannya dengan siapa bapak, tetapi apa yang bapak dapat lakukan untuk
memuaskan si wanita. Si bapak mulai kendor ketegangannya.
Ting.. tong.., Kubuka pintu kamar.
Bella
“Hai”, salamnya.
“Hai juga, sendiri apa dianter?”, kutanya basa basi.
“Dianter dedemit apa, hehehe”, cair sekali suasananya.
Semoga semuanya berjalan lancar. Ini semua demi
kepentinganku, menyalurkan hasrat seksualku yang lagi menuntut.
Kuamati dandanannya cukup berkelas, bahkan tidak nampak
norak bak pelacur kelas jalanan, maklum eks model. Memang yang kupilih adalah
eks model untuk memastikan kualitas kecantikannya. Sebenarnya banyak juga yang cantik-cantik
yang bukan model, tetapi daripada seperti memilih kucing dalam karung mendingan
cari kepastian aja deh. Kulit putih mulus, tinggi langsing dengan dada
menjulang, hidung mancung dan wajah oval. Klop sebagai the beauty. Dia sempat
agak kaget ketika ada orang lain di situ, Bapak itu, yang duduk di kursi pojok
ruangan. Bapak itu anteng saja dan tidak menatap sama sekali sang aktris.
“Bella, ehm sori ya kita perlu bicara sebentar”, aku mulai
menceritakan semuanya sejak masalahku sampai hasratku yang dapat dipenuhi
melalui cara ini. “Tenang aja Mas, no problem, it’s all about money, Dear. But
it’s better when he could make me satisfied. Who knows.”
Aku lega sekali, malah dia mulai menatap bapak itu dengan
tatapan tajam dan mengundang. Kudekati si bapak dan memberitahukan bahwa
wanitanya oke-oke saja malah penasaran ingin menikmati tubuhnya. Si Bapak mulai
bangkit dan berani menatap Si Wanita.
Aku duduk di pojok dan mempersilakan keduanya melakukan
adegan sesuai dengan inovasi mereka sendiri. Keduanya duduk di tepian ranjang.
Sengaja tadi si Bapak tidak kusuruh mandi dulu, badannya masih berkilau-kilau berkeringat
meskipun sudah agak lama terkena AC kamar hotel. Biarlah mereka yang memutuskan
untuk mandi atau tidak.
Si Bapak masih canggung, Si Wanita yang membimbing. Dipegangnya
tangan Si Bapak lalu ditimpakan di pangkuannya sambil diiringi dengan lembut
tatapan merayu seorang wanita. Badannya mencondong sehingga tetek sebelahnya
yang gede itu telah berkenalan dengan lengan Si Bapak yang kokoh. Nah, Harimau
sudah menggeliat mulai terpancing dari tidurnya. Direngkuhnya pundak Bella.
Dibelai-belai, dan tangan satunya mulai mengusap-usap paha.dewasa369.blogspot.com Bella menggelinjang
karena tangan kasar itu sangat efektif meraba ujung-ujung sarafnya. Bella
sedang mencoba dunia baru. Dunia bawah tanah yang tidak pernah ditengok
sebelumnya. Rasa penasaran membangkitkan gairahnya. Roknya berbelah tinggi,
hingga ketika duduk pahanya sudah terpampang telanjang sampai pangkal. Si Bapak
yang bibirnya hitam kasar mendekat menuju pipi. Nafas nampak mulai memburu dan
bertekanan, otot-otot mukanya mulai bangkit menonjol dan mengeras.
Pemandangan erotis yang luar biasa ini ditangkap oleh mata Bella
sangat mengkilik-kilik nurani kewanitaannya. Ingin ia melayani dan
memuaskannya. Naluri bawaan setiap wanita. Aku ikut mulai menghangat. Ketika Bella
mulai membuka kancing baju batik lusuh Si Bapak satu-persatu dari ujung atas,
bibir hitam dan tebal Si Bapak sedang mulai menyapu-nyapu pipi mulus Bella.
Pipi Bella merona hangat dialiri darah yang terpacu oleh jantung yang meningkat
detaknya. Permainan semakin meningkat dengan mulai naiknya usapan telapak lebar
dan kasar Si Bapak menuju pangkal paha. Bella meremang. Tubuhnya menjadi makin
merapat, teteknya ingin mendapatkan tekanan-tekanan yang lebih kuat dari tubuh
si laki-laki perkasa. Setengah kesadarannya mulai meninggalkan dirinya. Ia
ingin semua tubuhnya dirajam tangan-tangan kasar itu.
Dibelai-belainya lengan-lengan Si Bapak, menyelami betapa
perkasanya lelaki ini. Darahnya berpacu kencang. Mukanya semakin merona merah
memberitakan tentang hasrat. Ciuman-ciuman menjilat berpindah ke arah leher di
belakang telinga Bella, lenguhan-lenguhan kecil menjadi tak terbendung.
Semuanya dari dalam dirinya ingin keluar bebas. Aku spanning. Tak sedetikpun
kulewatkan adegan real bokep di depan mataku.
Tangan kiri Bella mulai menjemput pangkal paha Si Bapak dan
mulai mengusap-usap kelelakiannya. Kadang diselingi dengan menekan-nekan. Si
Bapak mulai melenguh-lenguh. Otot-otot wajahnya semakin tegas dan menebal. Lalu
menggulati dengan penuh tubuh Bella, merengkuh kuat.
Yes, luar biasa. Kaki kiri Bella sudah menumpang di atas
paha kiri Si Bapak. Mereka mulai berpagutan sambil duduk di tepian ranjang,
bibir hitam tebal berbau rokok lisong melawan bibir mungil mulus merah merekah
milik Bella. Sensasional sekali. Adegan ciuman dan saling melumat berlangsung,
berpagut beradu lidah. Dua kutub dunia sedang berpadu di kamar hotel ini.
Karena berasal dari dua kutub ekstrim maka tarikannya luar biasa kuat.
Sedotan-sedotan kuat mengiringi permainan pemanasan. Kuasa birahi mulai
menancapkan kukunya pada dua makhluk yang sedang bercumbu ini.
Bella tidak tahan dan sekarang mulai penuh mengangkangi
dengan duduk di atas pangkuan Si Bapak. Punggungnya dijamah dan diusap-usap
sampai batas leher belakang dengan tangan-tangan tua namun masih kekar dan
berotot itu. Bella merinding sehingga bulu kuduknya meremang. Urat-urat tuanya
yang menonjol yang sedang menggarap punggung Bella membangkitkan kesan visual
yang luar biasa.
Adegan dilanjutkan dengan saling kulum kembali dan kedua
lidah berlawanan jenis itu saling menggenjot dan berpagut. Kecipak-kecipak
bunyi ludah menyemangati keduanya. Rasa jijik telah musnah dirontokkan oleh birahi
yang menyeruak paksa. Libido mengambil kendali.
Si Bapak mengamati Bella yang telah mulai banyak memejamkan
mata dalam penghayatan. Bella sudah dalam kekuasaannya. Si Bapak masih memegang
kendali. Belum terlarut, pengalaman dan usia membuatnya menang angin.
Adu mulut disudahi dengan menurunnya serangan Si Bapak
menuju tetek-tetek Bella. Kepala Bella mulai terayun-ayun ke belakang dengan
mata yang sayu-sayu mengawang. Rambut ikalnya yang sepanjang bahu terburai dari
ikatannya. Kaki-kaki putih langsingnya kokoh mengapit dan sudah nampak tegang.
Dari samping aku dapat melihat bagian depan Bella telah
ditelanjangi, tetek-teteknya telah dikupas keluar dari Bra-nya sehingga
tetek-teteknya malah kelihatan tambah mencuat karena tersangga oleh Bra-nya
yang masih menggantung kencang. Tetek-teteknya luar biasa mulus dan kencang,
putingnya mengeras merah tua, dan sekarang sedang disedot-sedot rakus oleh Si
Bapak.
“Enak Neng?”, pertanyaan yang tidak perlu diajukan.
Bella sudah mulai menggelepar pasrah. Semua sarafnya telah
bersedia untuk meneruskan penjelajahan.
“Eehhm.. Ehh..”, hanya lenguhan-lenguhan Bella yang keluar
sebagai tanda penerimaan yang tidak dibuat-buat.
Sensitivitas kewanitaannya telah terangsang sempurna.
Pantatnya ditekan-tekankan di atas gundukan kelelakian Si Bapak yang telah
menjulang karena vaginanya kini telah ikut mulai gatal dan geli karena
dipengaruhi hormon sexnya.
Pergerakan olah asmara merangkak dengan irama yang mengalir
alami. Lalu tiba-tiba tangan kiri Si Bapak menyelinap dari belakang pantat Bella,
masuk ke dalam CD-nya dan menjangkau liang kewanitaan Bella. Si Bapak ahli
mengaparkan wanita agar semakin tenggelam dalam kuasa nafsunya sendiri. Semua
dirangsangnya maka wanita akan mabuk birahi. Semakin liar Bella menggolek-golekkan
kepalanya.
“Oohh yess.. Arrgghh.. Fuck me.. Ooh my old man..”,
rintihan-rintihan erotis menggema di ruangan.
Si Bapak mengangkat Bella dengan entengnya (biasanya
mengangkat beras sekwintal, Bella paling 55 Kg). Lalu direbahkannya telentang
di ranjang. CD Bella dilolosi. Rok dan bajunya masih dibiarkan belum dilepas.
Roknya disingkap. Nampak di depan matanya sebuah keindahan dunia. Selangkangan
yang bersih mulus dilengkapi dengan rambut-rambut kemaluan yang dipotong rapi.
Di tengah-tengahnya bersemayam lubang kenikmatan berwarna merah dadu. Si Bapak
terpana.
“Memek kayak Neng ini bagus benget ya, indah sekali dan
wangi. Bapak ingin melahapnya Neng. Boleh ya Neng?”.
Tanpa persetujuan Bella lalu dengan rakusnya mulut Si Bapak
mulai mencomot vagina Bella.
“Bapak akan menjilati memek Neng sampai luber yaah..”, Bella
mengangguk dan memohon.
Si Bapak menguakkan paha-paha putih Bella lebar-lebar lalu
menenggelamkan kepalanya di antara keduanya. Bau wangi vagina yang terawat Bella
menyergap hidungnya.
“Wangi sekali memek Neng, oohh sedapnya.”
“Ooggh yess.. Fuckkerrh.. Ssucck mmee..”, pantatnya
terangkat-angkat ketika mulut Si Bapak mengulum bibir vagina
Bella.
Lidahnya mulai dimainkan keluar-masuk di liang kenikmatan Bella.
Kadang melesak dalam-dalam dalam rangka memburu dan mencari itil, bila ketemu
terus disodok-sodokkan sampai membikin gila Bella. Tangan Bella terbang kian
kemari, mencengkeram kepala Si Bapak agar menekan lebih kuat, menjambaki rambut
sendiri, lalu lurus mencengkeram sprei kuat-kuat. Begitu berulang-ulang dan
bergantian. Kaki-kaki langsing putihnya telah
enumpang di atas pundak Si Bapak berkelojot-kelojot.
“Giillaa.. Ennaakkh.. Baanngeet.. Teruss.. Paakk..
Ayyoohh..”, hentakan-hentakan pantatnya naik turun menandakan nafsunya sedang
memuncak luar biasa. Dan yang lebih luar biasa permainan pemanasan telah
berlangsung setengah jam lebih. Aku menelan ludah dan melotot. Kukeluarkan penisku
dan kukocok.
Lalu si Bapak menghentikan permainan lidahnya. Bajunya
dilepas, celananya, CD-nya, dan jreenng, penis hitamnya telah mencuat tegak
berkilau-kilau, luar biasa besar dan panjang. Made in nature. Alam yang
menciptakannya. Aku iri hati.
Lalu si Bapak menaiki ranjang, disorongkannya penis supernya
ke mulut Bella, Bella menyongsong nafsu. Tersedak. Lalu mulai menjilatinya.
Meludah. Mulai menjilati kembali. Ketika batang sudah mengkilat lalu bless,
dimasukkan ke mulutnya. Monyong mulutnya menampung lingga segede itu. Tegar dan
kokoh. Tangan kiri Bapak menjangkau ke belakang, mencari vagina Bella. Lalu
dicolokkannya. Dengan jari tengahnya lalu vagina Bella yang telah agak kuyup
dikocok-kocok. Bella menjerit-jerit.
“Buussyeett.. Arrghh.. Aadduhh.. Aaghh.. Aahh “, Bella mulai
menggila kembali. Kedua lubang Bella disenggamai bersamaan. Mulut dan vagina-nya.
“Ayyoo neengg.. Teruss.. Aahh.. Ahh..”, Si Bapak rupanya
sudah mulai fly juga. Dimajumundurkan penisnya sehingga mulut Bella
termonyong-monyong.
“Seddott.. Seddott.. Neng..”.
Fantasi dikulum bidadari menerbangkan jiwanya menuju
kesempurnaan kenikmatan yang dirasakan oleh saraf-saraf alat senggamanya.
Kekuasaan virtual bahwa telah mampu menindih dan akan menyetubuhi seorang
bidadari dari negeri awang-awang telah menghantar birahinya melampaui batas
kesadaran. Ekstase. Osilasi pantatnya semakin akseleratif, kepala Bella
terpental-pental maju mundur. Dan crroott.. Crroott luar biasa pejuh yang diproduksinya.
“Oohh neenngg.. Tellan.. Teellaan.. Yaagghh”, sambil
terhentak-hentak kelojotan Si Bapak mengangkat kepala Bella dan menekan penisnya
agar tidak lepas dari mulut Bella.
Bella gelagapan tetapi menikmati menyeruput pejuh yang
banjir di mulutnya. Menjilat-jilat lalu menelannya. Aku belum keluar, pegel
sedari tegang terus belum ada hasil. Aku masih menginginkan adegan senggama
kelamin Vs. Kelamin.
Lalu robohlah sosok tua Si Bapak menggelosor di samping Bella
setelah nyaris 1 jam permainan berlangsung. Menelentang menatap langit-langit
kamar, nafas ngos-ngosan dengan dada kembang kempis. Bella belum klimaks. Bella
melap mulutnya lalu menuju toilet. Beberapa menit kemudian dia keluar dengan
bertelanjang. Menghampiri Si Bapak, mengangkanginya, lalu mulai mengocok batang
penis Si Bapak. Memanasi Si Bapak, dia ingin ikut dituntaskan. Penyelesaian
atas dirinya adalah keharusan.
Si Bapak semakin terpana, tubuh yang begitu indah
menginginkan dirinya. Putih bak salju, lembut dan mulus. Badan ramping, tinggi,
tetek besar, perut rata, pinggang kecil, pantat padat montok, usia masih belia.
Tiada cacat atas dirinya. Alangkah merasa beruntungnya Si Bapak. Sudah
menikmati tubuh bidadari seindah ini masih dibayar pula. Seumur-umur tidak
pernah terbayangkan sama sekali bakal dianugerahi keajaiban seperti ini.
Penis Si Bapak diusap-usapkan ke bibir vaginanya. Dia ingin
disetubuhi dengan sempurna, vaginanya ingin dimasuki.
Mereka berdua telanjang kini. Si Bapak di bawah, Bella
mengangkang dan sedang mengocok. Tangan Si Bapak merengkuh tetek-teteknya,
meremas-remas, memilin-milin putingnya, lalu mengenyot-ngenyotnya. Bella masih
panas, tetapi dia masih belum diklimakskan. Vaginanya meneteskan cairan-cairan,
nampak lebih kuyup dari sebelumnya.
Dibangkit-bangkitkan kembali gairah lelaki tua di bawahnya.
Dan tanpa menunggu lama penis Si Bapak mulai dialiri darah kembali sehingga
mulai meregang. Bella senang. Semakin ditekuninya kocok-kocokannya. Dijilatinya
tetek-tetek Si Bapak. Tangannya kadang mengelus pangkal penis, area penuh
saraf, Si Bapak mulai mendengus.
Direngkuhnya agar Bella mendekat, dikulum puting-puting
teteknya, lalu mereka berpagutan kembali. Tangan-tangan berotot Si Bapak
bergeser meremas-remas pantat montok Bella. Diusap-usapnya bibir vagina Bella,
lalu diselipkan jari tengah kedua tangannya melesak ke lubang vagina Bella. Bella
menjerit.
Ketegangan penis Si Bapak telah sempurna kembali, Bella
menuntunnya menuju lubang miliknya. Diusap-usapkan terlebih dahulu memutari
sekeliling bibir vaginanya. Bella terpekik-pekik dan meregang-regang. Lalu
dijebloskannya penis itu pelan dan pasti.
“Ehhg.. Egghh..”, pantatnya naik turun, maju mundur,
mengebor seluruh titik-titik kenikmatannya.
Matanya terpejam dengan bibir yang menganga dan
mendesah-desah histeris. Pantatnya diputar-putar, mencari persinggungan penis
dengan saraf di dalam lubangnya yang paling sensitif. Bila ketemu lalu dia
terpekik dan dipercepat kocokannya. dewasa369.blogspot.com Si Bapak terbawa gairah kembali sehingga
pantatnya pun ikut diputar dan digoyang-goyangkan. Membikin Bella semakin gila.
Berhubung Si Bapak telah sempat orgasme maka permainan ini
akan memakan waktu lama. Hal ini bakal
enyenangkan dan memuaskan Bella sampai titik darah penghabisan. Bella
terus mengocok-ngocokkan vaginanya. Kepalanya bergoyang dan tergolek-golek liar
ke kanan-kiri. Desahannya semakin keras.
“Auh.. Auh.. Emmfh..”, keringat di punggungnya mengalir
deras. Mukanya berleleran peluh. Bella masih butuh waktu.
Gesekan-gesekan vaginanya dinikmati detik demi detik.
Bibir-bibirnya digigitnya sendiri. Dia ingin berlama-lama memanjakan vaginanya
mendapatkan desakan-desakan penis perkasa. Dia tidak ingin cepat berlalu, dia
menahan diri. Vaginanya berkedut, dia pelankan genjotannya. Bila sudah agak
rileks dimulakannya lagi gesekan vagina-nya. Dia ingin menikmati semalaman vagina-nya
dijajah penis langka milik Pak Tua ini. Dia tidak ingin kehilangan esempatan. Sudah setengah jam dia memanjakan vagina-nya.
Lalu tiba-tiba Bella menghentikan kocokannya dan meregang,
kepalanya melengkung dengan tangan mencengkeram dada Si Bapak kuat-kuat,
badannya menggigil lalu menyentak-nyentak. Orgasmenya telah tiba.
“Ehh.. Ugghh.. Ehhmm.. Ohh.. Oohh.. Oogghh”, lolongnya dan..
Crott.. Croott cairan menyemprot dari lubang vaginanya.
Seperti air kencing mengalir deras keluar. Jari-jari Si Bapak segera menyapu
cairan itu dan menjilatinya. Dia ingin menikmati cairan kewanitaan Bella.
Seperti apa rasa cairan seorang bidadari.
“Enak nih pejuh Neng.”
Si Bapak belum orgasme, lalu dengan cepat bangkit dan
ditunggingkan Bella. Dengan amat nafsu disodoknya vagina Bella dari belakang.
“Ohh.. Neng.. Ooh.. Oohh.. Oohh.. Neengg”, Si Bapak meracau
histeris sambil memacu penisnya menembusi vagina dengan cepat dan bertenaga.
Berkecipak-kecipak suara vagina Bella dihajar penis Si Bapak
yang masih kokoh dan tegang itu. Tangan kekarnya kadang menepuk pantat bahenol
dan padat Bella sampai merah kulitnya, Bella meringis-ringis antara nikmat dan perih.
Penderitaan kadang diserap wanita sebagai bagian dari kenikmatan. Terlebih
secara bersamaan dirinya sedang tenggelam dalam birahi. Adonan yang menimbulkan
kenikmatan ekstra.
“Aauughh.. Aaugghh.. Eehhmggh..”, Bella mulai bergairah
kembali. Vaginanya berdenyut-denyut menyekap penis Si
Bapak sehingga dari mulut Si Bapak mencerocos erang-erangan
kenikmatan. “Emmppoott.. Neengghh.. Ennaakk.. Bbanngeet.. Adduuhh.. eeehghh..”,
semakin liar sodokan Si Bapak, sampai pantat Bella merah-merah karena
hantaman-hantaman paha Si Bapak.
Penis diayun untuk menyodok sedalam-dalamnya. Keduanya
tercerai dari kesadaran kembali. Erangan dan ceracau terlontar di luar kendali
akal. Aku mulai mendaki dan kupercepat kocokan tanganku, aku masih duduk dengan
resleting terbuka.
Lalu kulihat dengan kasar Bella ditelentangkan dan diangkat
satu kakinya yang kanan dan dipegangi. Lurus ke atas. Didekatkan penisnya
kembali, dengan tubuh tegak sejajar kaki kanan Bella, Si Bapak memajukan dan
menghujamkan penisnya lalu mulai mengayuh kembali.
Keduanya berpacu kembali, berliter-liter keringat telah
membanjir keluar dari tubuh keduanya sampai sprei basah kuyup.
Tetek-tetek Bella
tergoncang-goncang hebat. Si Bapak rupanya telah gemas dan geram dalam luapan
birahi yang lebih mendera dari permainan pertama. Hunjaman-hunjaman penisnya
kuat dan menyentak. Bella entah telah berada di mana saat ini, mungkin dia
sudah lenyap tenggelam di dasar samudera kenikmatan purba. Matanya hanya
membeliak-beliak dengan erangan-erangan yang sudah semakin menghilang. Kenikmatan
paling puncak telah tinggal sejengkal. Dan..
“Oohggh.. Aaghh.. Eegh.. Eeghh.. Eeghh.. Maauuhh..
Nyampaihh.. Neenngghh.”
Bella tidak sempat menanggapi lagi karena dia sudah
melampaui batas kesadaran, kenikmatan kali ini yang dia rasakan sudah tak
terukur. Kata-kata sudah lenyap tak bermakna. Lalu keduanya bersamaan nyaring
berteriak..
“Aahh!!”.
Keduanya melengkungkan tubuh masing-masing ingin saling
memasuki, Si Bapak mencoba menembuskan penisnya sampai ke tempat terdalam milik
Bella, Bella ingin mencakup seluruh milih Si Bapak. Keduanya melipat dan saling
mengatupkan dirinya dengan kuat-kuat ingin berpadu tak teruraikan.
Orgasme sempurna telah dilampaui. Mereka menggelepar. Diam
membisu masih meringkuk dan berpadu. Aku juga keluar sudah, sambil duduk di
kursi. Pengalaman luar biasa yang pernah kualami. Kontras membuat kekuatan tak terkira.
Kami lalu tertidur. Kira-kira jam 5 pagi aku terbangun
karena terganggu suara berisik, rupanya kedua makhluk didepanku sedang memacu
birahi kembali. Kulihat Bella sedang mengangkangi kembali Si Bapak, dengan
posisi membelakangi. Bella telah menemukan sang pemuas nafsunya. Dia seolah
ingin menghabiskan hidupnya disenggamai Si Bapak tua sang kuli pelabuhan yang
kekar dan kokoh itu. Aku yakin mereka pasti akan sering bertemu setelah malam
ini. Aku senang karena Si Bapak bakal tidak kesepian di ibukota ini bila sedang
dilanda birahi.
Sejak menikmati adegan Si Bapak dengan Eks Model itu
membuatku keranjingan untuk mencoba mengadakan kembali acara-acara begini namun
dengan aktor dan aktris yang berbeda.
Post a Comment