Header Ads

Cerita Dewasa - Kisah Sex KKN Membawa Nikmat




Cerita Dewasa Terupdate - Halo kawan-kawan semua penyuka dewasa369.blogspot.com , ijinkanlah
saya menceritakan pengalamanku waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata) Januari lalu.
Demi menjaga privasi orang yang berada dalam cerita ini disamarkan namanya, dan
maaf kalo penggunaan bahasanya agak formal, langsung saja.


Perkenalkan, nama ku Sulis, mahasiswa tingkat akhir di salah
satu perguruan tinggi negeri terkenal di kota Surabaya, dan kebetulan aku juga
asli dari kota Surabaya tersebut, jadi aku tidak kos. Banyak orang mengatakan sih
wajahku ini pas, kadang pas jeleknya kadang pas gantengnya, hahahaha.


Pada Januari lalu, aku baru saja malaksanakan kegiatan KKN
di kampus ku, berbeda dengan teman2ku yang lain yang sudah melaksanakannya pada
bulan puasa tahun lalu. Ya maklum lah, mahasiswa dengan nilai pas-pas an, IP
dari 1, 2, 3 juga udah pernah, yang 4 nya belum sih ehehehe.


Kebetulan, pada saat pembagian kelompok, aku berbarengan
dengan seorang cewek yang juga sejurusan denganku, sebut saja Tiara. Tetapi
kita kenal hanya sebatas kenal karena satu angkatan dan satu jurusan. Kalo
boleh dibilang sih, cewek sejurusanku ini cantik lah, tingginya kurang lebih
sekitar 155cm an, rambutnya panjang terurai, dengan tubuh yang tidak gemuk dan
tidak kurus, pas lah menurut ku. Kalo bicara soal buah dada sih, relatif ya,
tiap orang punya selera masing-masing. Untuk ukuran buah dadanya sih standar,
34a atau 34b lah.


Dari sejak awal survey lokasi desa yang akan kami tempati,
kami berdua selalu bersama, jadi dengan KKN ini kita menjadi semakin dekat.
Pada saat survey pertama dia masih menumpag dengan teman KKN
ku, namun pada saat survey ke dua, entah angin darimana dia mengajakku untuk
survey berdua saja, maklum pada saat itu teman-temanku yang lain masih pada
sibuk dengan urusan masing-masing dan yang bisa hanya kami. Awalnya aku sih
berpikiran santai, tapi kadang terlintas di pikiranku takutnya teman-temanku
yang lain berpikiran yang aneh-aneh, dan akhirnya aku menyarankan Tiara untuk
mengajak teman satu lagi dengan alasan supaya rame.


Singkat cerita kita akhirnya berangkat dengan teman KKN ku
cewek 1 lagi dengan pacarnya dan aku berboncengan dengan Tiara. Selama
perjalanan aku sedikit tidak konsentrasi karena dadanya yang selalu nempel pada
punggungku, dan aku sengaja menaruh tas ku di depan karena desa yang akan kami
gunakan untuk KKN lumayan dingin, selain itu karena jalan yang naik turun dan
motorku yang model ayam jago yang jok belakangnya agak naik, membuatnya selalu
merosot dan buah dadanya yang lumayan dan empuk itu nempel di punggungku, aku
perhatikan dari spion motorku tampak membenarkan posisi duduknya, semakin nggak
karuan nyetir, dari berangkat sampai aku mengantarkannya ke kosnya, udah
kemana-mana pikiran.


Singkat cerita kita tiba di hari H dimana kita tinggal di
rumah warga yang berada di pedesaan yang lumayan dingin. Selama KKN, kemanapun
kelompokku ada acara atau main, aku dan temanku Tiara ini selalu bersama, udah
nggak bisa dipisah lah kalo dibilang, hehehe. Oya si Tiara udah punya pacar
juga, dan pacarnya mempercayakan Tiara ke ane untuk jaga doi, soalnya udah
pernah ketemu juga sama pacarnya Tiara, ya ane sih iya-iya aja, toh paling juga
gitu-gitu aja.


Selama 1 bulan lebih sedikit, kegiatan KKN ya gitu aja,
selama di tempat kami tinggal, aku perhatiin si Tiara bajunya ya baju rumahan
biasa cuma kadang suka nerawang sehingga nampak BH nya yang warna warni, sering
aku ngingetin juga ke Tiara kalo BH nya itu keliatan ato sejenisnya, ya maklum
sih naluri dari jaman SMA kalo ada temen cewek yang keliatan BH nya gitu suka
ngingetin tapi nggak menutup kemungkinan curi-curi juga, hehehe. Kami berdua
pun semakin dekat, saat kita foto, dia lebih sering ngerangkul aku, dan
bodohnya aku malah pasang muka bingung, saat tanganku agak longgarpun dia nggak
segan-segan untuk menggandeng tanganku sehingga aku pun merasakan tonjolan buah
dadanya yang lumayan itu.


Pada minggu ke dua saat program kerja udah mulai jalan, kita
sibuk dengan program kerja masing-masing sesuai jurusannya, aku dan Tiara
sengaja menyamakan agar kita bisa bareng terus gitu. Saat aku dan Tiara sudah
selesai dengan program kerja kami entah kenapa ingin pulang dulu, teman-temanku
yang lain pun tanpa menaruh curiga mengiyakan saja dan kami pun pulang.


Setiba di rumah, tidak ada orang sama sekali, pikirku
pemilik rumah ini lagi ke warung karena memang punya warung yang tidak begitu
jauh dari rumah. Akhirnya Tiara langsung ke kamar begitu juga aku untuk ganti
baju dan tiduran santai karena merasa capek. Tiba-tiba Tiara memanggilku dari
atas, oya letak kamar cowok dan cewek ini atas bawah, kami para cowok di bawah
sedangkan di atas kamar cewek dan toilet. Aku pun datang dan menanyakan ada
apa, ternyata si Tiara ingin ngobrol-ngobrol denganku, kita bicara macam-macam
dari saat dia SMA dan kesibukannya, tetapi saat aku bertanya tentang pacarnya,
doi terdiam sejenak dan tiba-tiba air matanya keluar.


Bingung bukan kepalang karena aku jarang menghadapi seorang
cewek yang nangis dihadapan langsung, saat kuberanikan bertanya lagi, ternyata
dia lagi ada masalah dengan pacarnya dan katanya lagi putus. Iya sih, beberapa
hari sebelumnya saat dia murung juga aku tanya kenapa, dan memang lagi ada
masalah. Ya aku nggak bisa berbuat banyak selain menenangkannya, saat aku coba
beranikan membelai rambutnya yang terurai dia hanya diam saja, lalu aku
mengusap air matanya, dia tampak kaget dengan perlakuanku ini, lalu
digenggamnya tanganku.


Aku pun bingung ada apa, dan kami bertatapan mata lumayan
lama sehingga entah siapa yang memulai bibir kami sudah bersentuhan tipis. Aku
rasakan pergerakan nafasnya yang masih belum teratur akibat dia menangis tadi.
Sambil aku memegangi pipinya yang agak basah, bibirku menjauh dan membisikan di
telinganya


“masih ada aku disini” dia pun mengangguk kecil, saat aku
tatap lagi matanya dia langsung menyambar bibirku dengan halus dan perlahan. Ku
ikuti pergerakan bibirnya sambil dalam hati berpikir “ganas juga ini cewek” dan
aku mainkan lidahku. Dia pun merasa geli tapi menikmatinya karena bibirnya
selalu nempel di bibirku sambil melenguh


“mmmmhhh. . . mmhhhh . . . .”. Tanganku pun yang tadinya di
pipinya sekarang sudah mendarat di pinggulnya sambil menelusuri lekuk tubuhnya.
Kami melepas ciuman kami sejenak dan saling bertatapan, dia melempar senyuman
dengan matanya yang sayu, membuat setiap orang seakan ingin mencumbunya, lalu
aku meminta ijin untuk memegang buah dadanya yang lumayan itu, dia hanya
mengangguk dengan senyuman.dewasa369.blogspot.com Kami lanjutkan lah perang bibir dan lidah kami
sambil aku meremas buah dadanya yang saat itu mengenakan BH warna putih pink.
Dia mendesah menikmati “aahhh. . . ahhh . .” sambil bibirku mencumbu lehernya.Beritaseks
Sialnya saat aku hampir mengangkat BH nya terdengar suara motor teman-temanku
yang datang. Kami pun tergesa-gesa membenahi diri.


Semenjak kejadian tersebut, dia lebih sering memanggilku
“pacar”, pertama aku kaget karena dia memanggil begitu di depan teman-temanku
pada saat dia sedang membuatkan mie untuk ku dan teman-teman cowok yang lain.
Tetapi entah kenapa teman-temanku ini tahu bahwa itu hanya bercandaan, ya aku
sih terserah mau dia panggil apa asal bisa menikmatinya tubuhnya deh, hehehe.


Pada minggu ke 4, dia mendadak minta ijin pulang ke ketua ku
karena ada urusan keluarga dan aku dimintanya untuk mengantarkannya bertemu
dengan orang yang akan menjemputnya. Spontan di jalan aku pun bertanya
“emang dijemput siapa deh? Papah mamah mu?” dia pun
membalas, sama pacarnya. Agak kaget tapi nggak begitu kaget juga karena dia 3
hari sebelumnya cerita ke aku kalo dia balikan lagi. Aku pun merespon dengan
jawaban santai, dia pun seolah merasa bersalah dan berkata
“nggak apa kan aku dijemput pacarku?”, aku pun menjawab
“ya nggak apa dong, kan pacar kamu, kalo di sini kita
pacaran, kalo udah balik atau selese KKN nya kita kembali seperti biasa”. Dia
mengangguk sembari memeluk ku di jalan karena di jalan pedasaan ini sepi dan jarang
kendaraan lewat, sesekali dia mengecup leherku.


“Kamu mau pulang kok masih curi-curi sih”, balasku. Dia
hanya cekikikan sambil memeluk semakin erat.
Skip skip skip, 2 hari kemudian sore hari saaat aku sedang
santai jalan-jalan di kompleks pedesaan tempat aku tinggal bersama temanku, si
Tiara menelponku
“car pacar, lg sibuk nggak? Kamu lg di mana?” tanya nya,
“lagi jalan-jalan santai sih bareng anak-anak, ada apa?”,
jawabku.
“jemput aku di tempat kemaren bisa nggak?” langsung sigap
aku menjawabnya,
“bisa dong kalo buat kamu”, sambil pake nada genit,
“ih gombal, oke deh 10 menit lg aku sampe kok, jangan lupa
lho, muuaaach”. Tut tut tut . . . baru mau dijawab udah diputus teleponnya,
langsung saja berpamitan dengan teman-temanku dan aku langsung mengambil motor
ayam jago standarku untuk menjemputnya.
Sesampainya di tempat penjemputan ternyata dia udah duluan
dan sendirian, “lho kamu sama siapa kok sendirian?”, tanyaku.

“tadi sama pacarku, dia udah pulang duluan”, jawabnya. Dalam
hati ku
“buset ini pacarnya geblek amat, kalo pacarnya ditinggal
sendiri gini kalo digodain orang desa gimana, payah” dan kebetulan emang si Tiara
ini menjadi primadona di kalangan pemuda desa karena paras cantiknya. Akhirnya
dia langsung membonceng dan kita pun tancap gas. Di perjalanan pun kita
ngobrol-ngobrol
“lho waktu tadi kamu telepon pas ada pacarmu?”, tanyaku, dia
menjawab cekikikan
“ya nggak lah, car, tadi dia lagi beli cemilan aku nunggu di
mobil”.

“kirain pas ada pacarmu kamu pas telepon tadi”, jawabku lg,
“takut ya? Hihihihi”, sambil dia nyubit pinggang ku. Anjir,
malah nantangin,
“bukan takut sih, cuma main bersih aja kita”. Timpalku.


“alah sok-sok an huuuuu, cubit lagi nih.” Balasnya. Dan
kamipun begitu sampai setibanya di posko KKN. Dia pun bergegas langsung mandi
dan aku pun masih ngumpul nonton tivi bareng teman-teman yang lain.
Lusanya cuaca pun mendung, kita berencana mau ke SD sekitar
tempat kami KKN untuk sosialisasi terkahir kalinya, aku bangun terlambat dan
dapat jatah mandi paling terakhir karena kamar mandi di rumah ini cuma 1, ada
juga temanku yang buru-buru sudah biasa mandi di tetangga sebelah posko KKN
kami. Dan entah disengaja atau nggak, si Tiara juga kesiangan dan juga baru
mandi setelah aku selesai mandi. Pada saat T mandi pun aku tidak memikirkan hal
yang lain selain siap-siap untuk acara sosialisasi ke SD. Kami berdua ditinggal
karena waktu pun sudah menunjukan pukul 9 pagi dan acara dimulai jam 9.30 nya.
Sesaat aku dan Tiara sudah siap bergegas berangkat, tiba-tiba hujan pun turun
lumayan deras, kami mengabari ketuaku datang terlambat.



Awalnya ketuaku meyuruh kami untuk memakai jas hujan, namun
aku teringat jas hujan ku dan punya T terbawa di motor temanku yang sudah
berangkat. Ya sudah deh akhirnya ketuaku memaklumi dan mengatakan untuk tidak
memaksakan kalo memang deras, kebetulan di SD nya pun juga hujan yang lumayan.
Aku dan Tiara kembali ngobrol-ngobrol biasa, bercanda kadang
Tiara suka cubit pinggangku, aku pun melontarkan pertanyaan
“eh ini bapak sama ibu yang punya rumah nggak di rumah? Kok
tumben pagi-pagi udah nggak ada di rumah”.


“kata anak-anak tadi bapak ibunya pamitan mau ada acara di
kota katanya, ada sodaranya nikahan”, balas si Tiara. lalu duduk kami
berdekatan entah ada angin apa, aku pun membelai rambut nya yang wangi serta
menciuminya karena memang dia habis shampoan. Aku pegang lembut pipinya dan dia
pun berkata
“aku nggak nyangka kita bisa gini”, aku pun bingung apa
maksud dari perkataannya
“maksudmu?”, jawabku singkat, dia pun merebahkan badanya ke
pelukanku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku,
“ya gimana ya, kamu baik, bisa ngertiin aku, perhatian tapi
waktunya malah kaya gini, kamu itu beda banget sama pacarku yang suka ngekang
aku, protektiflah, apa-apa nggak boleh”. Aku paham arah pembicaraannya, aku
balas,
“lho kan tinggal diputusin aja gampangkan pacarmu?”.


“nggak semudah itu, orangtua ku sama dia udah deket, begitu
juga sodaranya, udah 3x selama KKN ini aku minta putus tapi dia nggak mau”.
Saat itu aku memperhatikan matanya berkaca-kaca, sambil aku
belai rambutnya aku pun menenangkannya dengan gaya sok cool romantis gitu
“ya udah, nggak apa, emang begini jalannya, kalo di sini
kita emang gini, tapi kalo di kampus kita seperti biasa aja, kamu tahu sendiri
kan aku juga udah punya pacar, semuanya pasti baik-baik aja kok, kalo jodoh emang
nggak kemana”.
Dia pun makin menjadi tangisannya, tampak bedak di wajahnya
luntur akibat air matanya. Aku pun mengusap air matanya dan menenangkannya. Dia
menatapku dalam-dalam kemudian tanpa kita sadari bibir kami sudah bersentuhan
entah ada angin apa T melumat bibirku dengan kencang. Aku pun membalas dan
memainkan lidahku, dia juga nggak mau kalah



“mmmmhh. . . mmmhhh . .” tanganku pun sudah berada di buah
dadanya yang masih terbungkus jaket KKN. Dia melepas ciumanku dan berbisik

“di kamar aja” langsung saja aku bawa ke kamar cowok yang
biasa digunakan tidur oleh temanku, aku lepas jaketnya, dia mengenakan kemeja
denim menurutku membuatnya tampak makin cantik. Dia nyeletuk



“kok diem aja?” dalam hatiku
“wah ini anak emang bener-bener deh” langsung saja aku cumbu
lagi bibirnya, aku lumat, aku mainkan lidahku, dia pun tak mau kalah juga
membalas lidahku dan sesekali menyedotnya. Tanganku pun sudah berada di atas
balutan BH nya yang ukuran 34b (yang ini tanya ke doi akhirnya tau) dengan
warna merah yang mengundang gairah.
Langsung saja aku copot pengait BH nya dan nampak buah dada
T dengan ukuran 34b nya, aku remas aku mainkan putingnya dia hanya melenguh
“aahhh. . . enak car mmmhhhh” sementara bibir ku masih
menciumi telinga dan leher nya. Sekitar 15 menit aku mainkan buah dadanya dia
seperti nya udah di ubun-ubun nafsunya
“diemut car. . . diemut mmhhhh” tanpa komando pun aku juga
sudah menjilati antara buah dada nya, lalu mengemut putingnya yang kecil
berwarna coklat muda sembari tangan kanan ku memainkan dan meremas puting dan
buah dadanya yaang kiri
“iya caaaar, enak diemut mmmmhhhh. . . geli caaar, aaaahhhh.
. . aaahh. . .”


Saat itu juga tangan ku yang kanan pun sudah mengorek
memeknya yang dibalut celana jeans ketat, aku merasakan memeknya sudah basah.
Aku pun langsung mencopotnya dan nampak lah celana dalamnya yang berwarna merah
juga, warna ini sungguh membuat ku nafsu.


Ku lepas baju dan celana ku serta celana dalam ku sehingga
“adik” ku yang tidak besar dan tidak kecil ini mencuat dengan keras. T pun langsung
menyergap “adik” ku dan menjilati nya serta di sedot nya, “ahhh caaar, enak
caaar, sedot terus sayaaaang aahhh. . .” celoteh ku. Ku akui wajahnya yang
cantik sambil mengemut “adik” ku ini sangat menggairahkan. Aku pun nggak diam
aja, aku copot celana dalam Tiara dan terlihat sebuah gundukan yang bersih
terawat tanpa bulu sehelaipun di memeknya, hal ini membuatku semakin bernafsu.dewasa369.blogspot.com Ku jilati memeknya sehingga posisi kita sekarang di posisi 69, sungguh nikmat
sedotan si Tiara. Ku jilati gundukan kecil di memeknya yang bersama klitoris
sembari dia masih mengulum “adik ku”
“aaahhhh. . iya sayaaaaang, jilat terus yang situ aaahh. . .
mmmhhhh. . .”


sekitar 10 menit kita berada di posisi 69 lalu aku
merebahkan tubuhnya di kasur lipat yang dibawa teman ku, aku ciumi bibir nya,
lehernya, emut putingnya dan meremas buah dadanya
“sayaaang mmmhhhh. . . terus caaar. . aaahh. . .”
Saat aku gesek-gesek “adik” ku di memeknya dia menggelinjang
keenakan,

“ayo caaar di masukin mmmhhhh. . .” agak sempit emang
memeknya si Tiara meskipun sepertinya sudah pernah melakukan seks, tapi itulah
yang menjadikan nafsu ku untuk menggenjotnya terus, aku masuk kan perlahan
“pelan-pelan caaaar, mmmhhh. . . enak caar aaaahh. . .”
Setelah sudah masuk semua batang “adik” ku genjot maju
mundur pelan-pelan agar memek Tiara terbiasa. Ku genjot pelan maju mundur dia
pun sudah melenguh keenakan nggak karuan
“caar terus caaar aahhh. . . punya mu mmhhhh. . .” lalu
kunaikan temponya dan dia semakin mendesah, menggelinjang
“aaahhh.. aaahhh. . . terus caaar. . mmmhhh. . . enaaak
aaah… aku milikmu aaahh. . .” sambil dia melingkarkan kakinya erat ke
pinggangku.


Setelah itu kita berganti gaya doggy style, aku merasakan
cengkeraman memeknya semakin peret semakin nikmat untuk di genjot
“yaaaang. . . aaaaahh. . aaaah. . . te. . . ruuus yaaang. .
.” Desahannya justru membuat ku semakin bernafsu, ku genjot semakin kencang dan
dia semakin melenguh keenakan
“caaaar. . . aku mau keluaaar. . . aaaaahh…” dan akhirnya
aku merasakan cairan hangat mengalir di dalam memeknya. Ternyata dia sudah
keluar duluan.


Aku biarkan dulu sekitar 2 menit untuk dia menikmati masa
orgasme nya, lalu sekarang giliran dia yang diatas alias WOT. Di posisi ini dia
justru semakin menjadi memeknya, dengan gerakan naik turunnya dan kadang di
pelintir mirip dengan film bokep yang biasa aku tonton, nikmat sekali dengan
cengkeraman memeknya nya yang masih lumayan seret dan kencang.
“Terus pelintir sayaaang aaaah. . enaaak caaar. . .”
desahku.


Tanganku juga nggak mau kalah, keduanya Meremas dan
memainkan puting coklat muda nya.
“geliii caaar. . aaaah. . . aaah. . aaaahh. . .” dengan gaya
pelintir nya tadi membuat “adik” ku seakan ingin memuntahkan maninya karena
emang saking enaknya. “aku mau keluaaar yaaaang. . .” dia pun juga membalas
“barengan caaaar. . . kontol kamu enak banget aku mau
keluaaar lagiiii aaaahh. . .”
Dan selang beberapa menit kemudian aku pun udah nggak kuat
menahan isi “adik” ku begitu pun T yang sudah mau keluar kedua kalinya,
“caaar. . . terus caaar. . . aaaahh. . . mmmhhhh. . . akuuu
miliik. . . muuuu. . aaaaahh…” akhirnya kami berdua pun keluar bersamaan dan T
langsung lemas di pelukan ku.


Hari berganti dan terus berganti hingga tiba saatnya KKN
kami selesai, semenjak kejadian itu sebelum tiba hari pelepasan dari kampus dan
perangkat desa, Tiara masih sering mengajak ku ya walau sekedar curi-curi cium,
memainkan dan meremas buah dadanya. Tiara pun memeluk satu-satu temanku, dan
pada saat memeluk ku erat sekali pelukan nya. Aku sudah tidak menghiraukan
temanku yang lain, nampak air matanya menetes dari wajah cantik nya dan aku pun
mengusap nya.


Saat tim kami akan menuju ke kecamatan untuk upacara
pelepasan aku sengaja memacu kendaraan ku pelan agar bisa ngobrol lebih kama
dengan Tiara.
“sudah saatnya kita kembali ke kehidupan masing-masing, kamu
yang aku kenal di kampus akan selalu aku kenal seperti kamu di sini, kita tetep
usahakan komunikasi walaupun nggak se sering di sini, terimakasih untuk
kebersamaan nya, semuanya yang kamu beri untuk aku”.
Tiara terdiam agak lama, memeluk ku erat, lalu dia juga
membalas


“terimakasih juga udh ngertiin aku, nglindungin aku, kamu
lebih dari yang aku duga, aku harap ini bukan perpisahan, di kampus mungkin aku
nggak bakal bisa panggil kamu pacar, tapi di dalam hatiku kamu tetep pacar
aku”. sambil dia mengecup leher ku saat perjalanan ke kecamatan.
Akhir cerita sampai saat ini kita masih sering ketemu di
kampus karena kita sama-sama sedang menyelesaikan skripsi, meskipun kita hanya
melempar senyum, ada maksud tersendiri dibalik senyuman nya, kita juga masih
sering ngobrol tapi kita juga jaga jarak untuk pacar kita masing-masing. - berita terbaru.

Tidak ada komentar

Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Jason Morrow. Diberdayakan oleh Blogger.